Sabtu, 30 Oktober 2010

Waspadai PreEklampsia bagi Ibu Hamil!!

         Kehamilan pastinya merupakan anugerah terindah bagi seorang wanita yang mendambakan kelahiran anak yang cerdas, sholeh, dan berbakti kepada orangtua. Oleh karena itu diperlukan penjagaan yang ketat pula dari para ibu agar sang janin dalam rahim memperoleh semua kebutuhan gizi yang diperlukan dan terjauh dari penyakit-penyakit yang mungkin muncul. Salah satu penyakit berbahaya yang sering dihadapi oleh ibu hamil adalah pre-eklamsia. 


Sebenarnya, apa si Pre-Eklamsia itu?

Preeklamsia, yang juga disebut toxemia kehamilan, adalah kelainan atau gangguan progresif yang ditandai kehadiran protein dalam urin serta tingginya tekanan darah. Gangguan ini dapat diikuti oleh gejala pembengkakan, meningkatnya bobot tubuh secara drastis, sakit kepala dan terganggunya penglihatan. Namun begitu pada beberapa wanita, preeklamsia hanya ditunjukkan dengan sedikit gejala.
Preeklamsia serta gangguan tekanan darah lainnya merupakan kasus yang menimpa setidaknya lima hingga delapan persen dari seluruh kehamilan.  Dua penyakit ini pun tercatat sebagai penyebab utama kematian serta penyakit pada bayi dan ibu hamil di seluruh dunia. Preeklamsia juga dapat berubah menjadi eklamsia, atau kondisi lebih serius yang ditandai dengan kejang atau seizure. Komplikasi dari eklamsia dapat menimbulkan terputusnya plasenta serta kelahiran prematur.

Dr Shi Wu Wen di  Universitas Ottawa menjelaskan bahwa Mekanisme preeklamsia sebenarnya terdiri dari dua tahap. Pada tahap I, yang kemungkinan terjadi di akhir trimester pertama atau awal trimester kedua, ditandai dengan penurunan aliran darah pada plasenta. Pada tahap II, yang kemungkinan terjadi di awal trimester ketiga, ditandai dengan sindrom preeklamsia, yang disebabkan  ketidaknormalan dari sel-sel endotelial ibu hamil.  Menurut Wen, lemahnya pembentukan pembuluh darah, peradangan serta ketidaknormalan sistem syaraf merupakan faktor-faktor yang bisa memberikan kontribusi.

Untuk mengecek apakah anda atau kerabat anda sedang menderita Pre-Eklamsia, berikut ini adalah Beberapa tanda dan Gejala pre-eklampsia yang dapat dideteksi secara klinis. Tanda dan gejala preeklampsia secara umum tampak jelas pada stadium yang relatif lanjut pada kehanilan, biasanya pada trimester ketiga.:

1.       Tekanan darah. Hipertensi adalah tanda yang paling sering dan potensial sebagai manifestasi klinis yang paling berbahaya pada kelainan hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan. Peningkatan tekanan darah pada kelainan ini disebabkan oleh peningkatan resistensi perifer sistemik dan merupakan ciri-ciri penyakit yang cukup dini.
2.       Edema dan peningkatan berat badan. Salah satu tanda yang terlihat pada kelainan hipertensi yang diinduksi kehamilan adalah pembengkakkan. Walaupun demikian, peningkatan berat badan saja tidak dapat digunakan untuk memprediksikan perkembangan kelainan hipertensi yang diinduksi kehamilan.
3.      Asam urat. Peningkatan kadar asam urat berhubungan dengan beratnya lesi preeklampsia pada biopsi ginjal, derajat patologi uteroplasenta vaskuler, dan jeleknya keadaan janin. Secara keseluruhan, nilai asam urat dalam memprediksikan preeklampsia nampaknya terbatas. Pengukuran serial kadar asam urat (dimulai pada kadar trimester pertama) pada pasien-pasien dengan risiko tinggi (seperti hipertensi kronik) untuk perkembangan preeklampsia berguna untuk diagnosis dini preeklampsia dan identifikasi pasien-pasien hipertensi dengan peningkatan risiko untuk luaran perinatal yang tidak baik. Sebagai tambahan, asam urat mungkin digunakan sebagi indikator untuk memperkirakan beratnya penyakit dalam menyebabkan terjadinya preeklampsia
4.      Proteinuria. Adanya proteinuria bermakna adalah hal yang diperlukan untuk diagnosis klasik dari preeklampsia. Proteinuria adalah tanda lanjut dari kelainan hipertensi yang diinduksi kehamilan dan adalah refleksi dari penyakit yang lanjut
5.      Ekskresi kalsium urin. Hipokalsiuria terjadi pada kebanyakan pasien dengan stadium lanjut dari penyakit. Pada 10 - 24 minggu kehamilan, pasien-pasien yang kemudian mengalami preeklampsia mengekresikan kalsium urin lebih sedikit secara bermakna daripada pasien-pasien yang tetap normotensi. Pengurangan ini terus terjadi selama kehamilan.

Upaya Pencegahan preklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklampsia dan eklampsia. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya. Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian pre-eklampsia pada kasus risiko tinggi.
                Salah satu cara untuk mencegah preeklampsia adalah dengan suplementasi kalsium dan magnesium. Jumlah kalsium yang dianjurkan sebanyak 1200-1500 mg/hari yang dapat diperoleh dari pola makan seimbang ditambah denagn konsumsi 3-4 kali penyajian susu atau produk susu. Magnesium sulfat dinajurkan untuk mencegah serangan pada preeklampsia dan mengatasi sawan (conculsion).

Menurut tim riset yang dipimpin Dr Shi Wu Wen di  Universitas Ottawa, asupan folat yang seimbang berperan penting dalam perkembangan plasenta. Folat tampaknya memiliki manfaat terhadap pembentukan sel-sel endothelial, sel-sel khusus yang melapisi pembuluh darah di seluruh tubuh dan plasenta. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa , suplemen asam folat mampu menekan rata-rata terjadinya preeklamsia. Sementara itu, preeklamsia  hanya terjadi pada  2,17 persen wanita yang mengonsumsi asam folat, dan sekitar 5,04 persen terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi suplemen. Wen dan rekannya menemukan bahwa asam folat dapat menurunkan risiko preeklamsia hingga 66 persen. Temuan ini dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynaecology.

Nah, setelah mengetahui lebih banyak mengenai pre-eklamsia, cara yang terbaik untuk terhindar dari penyakit tersebut adalah melalui upaya-upaya pencegahan yang bisa dilakukan sejak dini. Selamat mencoba! Viva hidup Sehat!

Daftar Pustaka

Anonim.2008. Cegah Preeklamsia dengan Asam Folat. http://nasional.kompas.com/read/2008/02/ 05/11220533/Cegah.Preeklamsia.dengan.Asam.Folat [28 Oktober 2010].

Anonim. 2008. Pre-eklampsia dan Eklampsia. http://www.klikdokter.com. [5 September 2010].

Roeshadi RH. 2004. Gangguan dan Penyulit pada Masa Kehamilan. Sumatera: USU Digital Library.